REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- PT Kereta Api (KAI) sedang disibukan dengan melonjaknya permintaan tiket untuk Hari Raya Idul Fitri 1433 Hijriyah. Sayangnya, meski sudah melakukan penambahan armada KA dan penambahan gerbong, tiket kereta api sudah habis dipesan hingga H+7 lebaran.
Direktur Operasional PT KAI Herlianto menjelaskan,, selain mempersiapkan KA reguler, sebagai angkutan lebaran. Pihaknya juga menambahkan 14 KA ekonomi dan 18 KA komersial, masing-masing KA sembilan rangkaian gerbong, selama lebaran tahun ini.
Herlianto mengatakan, tidak ada hambatan yang berarti dalam persiapan angkutan KA menghadapi arus mudik dan arus balik lebaran. Pasalnya semua berjalan sesuai harapan. Kendala hanya terjadi dengan banyaknya permintaan yang melampaui kapasitas gerbong yang disediakan.
Kondisi itu berimbas kepada ludesnya tiket KA hingga satu pekan pascalebaran. "Yang jelas, tiket KA reguler maupun tambahan sudah habis hingga H+7," kata dia di Stasiun Bojonegoro, Sabtu (4/8).
Ludesnya tiket KA karena sudah banyak yang memesan jauh-jauh hari. Apalagi pemesanan tiket sudah dibuka secara online sejak 90 hari sebelum hari H. Kendati demikian, PT KAI memperketat peraturan, dimana satu orang penumpang hanya boleh memesan satu tiket. Sehingga data tiket pemesan yang tidak sesuai tidak bisa dipergunakan. Apalagi PT KAI mengeluarkan kebijakan tidak menjual tiket berdiri. (baca: PT KAI tak Jual Tiket Berdiri).
Lebih jauh Herlianto menjelaskan, PT KAI juga mewaspadai keberadaan calo karcis KA yang bakal menjamur selama arus mudik dan arus balik lebaran tahun ini. Herlianto mengklaim, pihaknya sudah menempatkan petugas di semua stasiun KA untuk mengawasi gerak-gerik para calo.
"Kalau memang kita temukan calo karcis, akan kita tolak," kata Herlianto yang dalam kunjungannya ke Stasiun Bojonegoro didampingi Direktur Keselamatan PT KAI, Bambang Irawan.